Pulau Buru, tvberitaindonesianews.com - Ibrahim Wael, tokoh adat Kayeli, angkat bicara terkait tindakan beberapa oknum kepala soa yang melakukan sasi adat dengan melarang masyarakat asal Pulau Jawa mengambil rumput untuk ternak dan membawa hewan di areal tertentu.
Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah sasi adat tersebut mencantumkan nomor urut kandidat politik tertentu, yaitu Paslon Amanah nomor 4, di papan larangan yang dipasang di lokasi.
Wael dengan tegas menyatakan penyesalannya atas kejadian ini, terutama jika benar ada kaitannya dengan kandidat politik tertentu.
“Saya sangat sesalkan kalau ini betul terkait dengan Paslon Amanah. Ini mencerminkan kebiasaan buruk yang seharusnya tidak terjadi di masyarakat Petuanan Kayeli, terutama bagi saudara-saudara kita asal Pulau Jawa,” ujar Ibrahim Wael.
Penegakan Hukum Diharapkan
Wael juga menyinggung pentingnya penegakan hukum untuk mengatasi dugaan intimidasi dan pemerasan yang dialami oleh masyarakat Kayeli asal Jawa.
Ia mengingatkan bahwa permasalahan serupa pernah terjadi sebelumnya, namun berhasil ditangani oleh mantan Kapolsek Mako, Jainal, yang membuat situasi di Waeapo kala itu menjadi kondusif.
“Kini kejadian serupa terulang lagi. Saya berharap kepada Kapolres Buru beserta jajaran dan Pemerintah Kabupaten Buru untuk bersama-sama mengawal kasus ini. Jangan sampai ancaman dan intimidasi dibiarkan, sehingga masyarakat menjadi tidak nyaman,” tegasnya.
Pesan bagi Masyarakat
Sebagai tokoh adat, Ibrahim Wael memberikan himbauan kepada masyarakat Petuanan Kayeli asal Pulau Jawa agar tidak merasa takut menghadapi intimidasi.
“Saya tidak tinggal diam. Saya akan selalu ada di tengah-tengah masyarakat untuk memastikan keamanan dan kenyamanan mereka terjaga. Ancaman seperti ini tidak boleh membuat kita mundur,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersamaan dan keharmonisan antarwarga, serta tidak membawa urusan politik ke dalam tradisi adat seperti sasi, yang sejatinya bertujuan untuk melestarikan alam, bukan menjadi alat intimidasi atau diskriminasi.
Peran Pemerintah dan Aparat
Ibrahim Wael menekankan pentingnya tindakan tegas dari pihak berwenang. Ia mengharapkan agar Kapolres Buru segera mengambil langkah pengamanan terhadap masyarakat Petuanan Kayeli asal Jawa dan memastikan tindakan oknum kepala soa yang menyalahgunakan tradisi adat ini tidak terulang lagi.
“Kita semua harus bersatu menjaga masyarakat dari ancaman seperti ini. Tradisi adat harus tetap dihormati, tetapi tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau politik yang merugikan pihak lain,” tutup Wael dengan penuh harap. (Ali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar