Wartawan : Alihasan
Maluku, Tv Berita Indonesia - Kepolisian Sektor (Polsek) Waesama, Polres Pulau Buru, wilayah hukum Polda Maluku melakukan pendekatan adat untuk mengatasi konflik yang terjadi antar warga di wilayah hukumnya.
Pendekatan adat yang dilakukan untuk menyatukan dua kelompok bertikai, termasuk merajut silaturahmi, ini diberi nama "Sirih Pinang Kamtibmas".
Sirih pinang sendiri merupakan makanan adat atau dikenal warga setempat sebagai makanan sariat.
Program inovasi baru tersebut lahir setelah terjadinya bentrok antar sekelompok pemuda, dari warga Dusun Wasalai dengan Dusun Tabat, Desa Wamsisi.
"Kami kemarin mengunjungi Dusun Wasalai dengan Dusun Tabat, setelah terjadinya perkelahian antar pemuda kemarin," ungkap Kapolsek Waesama, IPDA Bastian Tuhuteru, Sabtu (5/3/2022).
Kedatangan pihaknya, kata Bastian, untuk menyerahkan keranjang yang berisi makanan Sirih Pinang. Harapannya, pertikaian yang terjadi kemarin dapat berakhir dengan damai.
"Kita datang kedua Dusun bertikai dan memberikan makanan Sirih Pinang yang diletakkan diatas keranjang. Kami berharap agar konflik kemarin bisa berakhir damai," ujarnya.
Setelah menyerahkan keranjang Sirih Pinang, pihaknya, lanjut Bastian, kemudian memberikan himbauan Kamtibmas kepada kedua kelompok masyarakat tersebut.
"Program Sirih Pinang Kamtibmas akan terus kami lakukan, untuk mendengarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi atau keluhan, saran dan masukan dari masyarakat," jelasnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mendekatkan Polri dengan masyarakat. Dengan terciptanya kedekatan, maka keluhan atas permasalahan yang dialami masyarakat dapat diketahui.
"Kita akan rutin mengunjungi tokoh adat, masyarakat maupun warga adat di dusun-dusun hingga desa-desa di Kecamatan Waesama," pungkasnya.
Untuk diketahui, di Kecamatan Waesama, terdapat 11 Desa dengan kurang lebih 40 Dusun. Penghuninya mayoritas warga asli Pulau Buru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar